Sat. May 24th, 2025

Prabowo: Pak Harto Tidak Mau Berkuasa dengan Senjata

Prabowo Subianto: Mengenang Keteguhan Soeharto Menolak Kekuasaan dengan Senjata

Dalam berbagai kesempatan, terutama yang berkaitan dengan sejarah politik Indonesia, nama Soeharto sering kali muncul dalam narasi Prabowo Subianto. Salah satu poin yang menarik perhatian adalah penegasan Prabowo bahwa Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia, tidak ingin berkuasa dengan menggunakan kekuatan senjata. Pernyataan ini, yang diulang dalam berbagai forum, memberikan dimensi lain dalam memahami sosok Soeharto dari sudut pandang salah satu tokoh yang pernah dekat dengannya.

Prabowo Subianto, yang pernah menjabat sebagai menantu Soeharto, memiliki perspektif unik mengenai karakter dan prinsip-prinsip yang dipegang oleh mantan mertuanya tersebut. Dalam pandangan Prabowo, Soeharto bukanlah sosok yang haus kekuasaan dan rela menggunakan cara-cara represif demi mempertahankan jabatannya. Sebaliknya, Prabowo sering menekankan bahwa Soeharto memiliki komitmen untuk menjaga stabilitas dan persatuan bangsa, namun tidak dengan mengandalkan kekuatan militer sebagai satu-satunya instrumen kekuasaan.

Penegasan ini muncul di tengah berbagai kritik dan pandangan negatif terhadap rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto selama 32 tahun. Banyak pihak menyoroti penggunaan kekuatan militer dan aparat keamanan dalam membungkam oposisi dan mengendalikan stabilitas politik. Namun, Prabowo mencoba menghadirkan sisi lain dari Soeharto, yaitu sisi yang menolak pendekatan kekerasan dalam mempertahankan kekuasaan.

Menurut Prabowo, Soeharto memahami betul bahwa kekuasaan yang langgeng dan legitim tidak bisa hanya dibangun di atas kekuatan senjata. Kekuasaan yang didasarkan pada paksaan dan kekerasan akan rapuh dan tidak mendapatkan dukungan rakyat. Oleh karena itu, meskipun memiliki latar belakang militer dan memegang kendali atas angkatan bersenjata, Soeharto, dalam pandangan Prabowo, lebih mengutamakan pendekatan politik dan pembangunan ekonomi untuk menjaga stabilitas dan mendapatkan dukungan masyarakat.

Pernyataan Prabowo ini bisa jadi merupakan upaya untuk memberikan konteks yang lebih luas dan nuansa yang berbeda dalam memahami kepemimpinan Soeharto. Tentu saja, pandangan ini tidak lepas dari kritik dan perdebatan. Banyak sejarawan dan pengamat politik yang memiliki pandangan berbeda mengenai cara-cara Soeharto dalam mempertahankan kekuasaan. Namun, penting untuk mencatat bahwa pernyataan Prabowo ini berasal dari sudut pandang pribadi dan pengalamannya berinteraksi dengan Soeharto.

Dalam arena politik, pernyataan semacam ini juga bisa memiliki makna strategis. Dengan menampilkan sisi Soeharto yang menolak kekuasaan dengan senjata, Prabowo mungkin ingin menunjukkan bahwa ia memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip kepemimpinan yang kuat namun tidak represif. Hal ini bisa menjadi bagian dari upaya untuk membentuk citra diri sebagai pemimpin yang mengedepankan stabilitas dan persatuan, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

Pada akhirnya, pernyataan Prabowo Subianto tentang Soeharto yang tidak ingin berkuasa dengan senjata adalah sebuah narasi yang menarik dan layak untuk direnungkan. Meskipun tetap menjadi subjek perdebatan, narasi ini memberikan perspektif tambahan dalam memahami kompleksitas sejarah politik Indonesia dan sosok Soeharto dari sudut pandang yang berbeda.

By admin

Related Post